Skip to content

Cart

Your cart is empty

Article: Bingkisan Teh Akhir Tahun No.1

Bingkisan Teh Akhir Tahun No.1
Journal

Bingkisan Teh Akhir Tahun No.1

Segala manfaat positif teh muncul hanya dengan mengetik “manfaat teh untuk tubuh” pada mesin pencari Google. Dari manfaat kesehatan hingga ketenangan mental. Namun, mungkin bagi sebagian masyarakat Indonesia meminum teh dimulai dari kebiasaan, bukan karena manfaatnya. Makan di warung Sunda atau warung Padang misalnya, Teh tawar panas biasanya datang satu paket dengan lauk pauk, tanpa ditanya “Mau minum apa?” Lalu semua sajian makanan pun ditutup dengan teh hangat.

Teh Indonesia
Setiap kami pergi ke Pasar dan berhenti sejenak di toko kelontong, ada tumpukan mencolok yang selalu menarik mata saya. Tumpukan bungkusan kotak warna-warni dengan ilustrasi cetak tinggi yang terasa jadul (penulis lahir tahun 1989, bagi ini menjadi "jadul" karena penulis yang tumbuh di era teh dengan kemasan modern) 

[Gambar 1. Aneka Teh Tradisional] Beberapa merk teh yang hadir dalam Bingkisan Teh Akhir Tahun

Anyaman Gila
Kami diperkenalkan oleh Anyaman Gila ini oleh Rumah Rakuji. Waktu itu tim dari Rumah Rakuji bercerita kalau Rumah Betang di Desa Nanga Nyabau terbakar. Disitulah para penganyam Anyaman Gila ini tinggal. Dalam waktu dua jam seluruh Rumah Betang 35 unit habis terbakar. Dari situ kami penasaran akan bentuk Anyaman Gila, dan akhirnya paham kenapa disebut "gila". Melihat rumitnya lipatan kecil yang ada pada permukaannya. Bahan untuk membuat anyaman ini adalah Daun Perupuk dari pohon Pandanus. Dianyam oleh Kelompok Dayak Banuaka Apalin dari dusun Nanga Nyabau, Kapuas Hulu, Kalimantan Barat. 

 
[Gambar 2. Anyaman Gila] Warna merah pada anyaman didapatkan dengan teknik pewarnaan alam oleh Rumah Rakuji, menggunakan kayu Secang dan Mahoni


[Gambar 3. Keadaan Rumah Betang] Sebelum dan sesudah kebakaran

Coaster Tenun Ikat
Kondisi pandemi seperti saat ini membuat kami mulai eksplorasi ke produk rumah tangga. Kami mencoba mengolah sisa potongan kain tenun dan kain polos dengan pewarnaan lama menjadi beberapa produk, dan salah satunya adalah alas gelas ini. 

Tenun Ikat pada alas gelas ini ditenun oleh Watubo. Watubo adalah komunitas penenun Desa Watublapi yang berlokasi di kota Maumere, Kabupaten Sikka, Flores, Nusa Tenggara Timur. Watubo terdiri dari 26 seniman tenun Flores yang bergerak melestarikan kebudayaan Sikka dan juga kesejahteraan masyarakatnya. Hingga saat ini, para anggota Watubo berkarya dengan tetap mempertahankan teknik pewarnaan alam, motif, dan pengetahuan yang telah diturunkan dari generasi ke generasi.

[Gambar 4. Alas Gelas Tenun Ikat] 

Hampers Teh Akhir Tahun ini juga termasuk satu kartu ucapan dan rekomendasi lagu dan buku yang cocok untuk disantap sambil nge-teh!  Bingkisan akhir tahun ini cocok untuk hadiah natal ataupun hadiah akhir taun untuk orang terdeket. Kami tahu 2020 adalah tahun yang kusut dan carut marut. Mungkin ada baiknya akhir tahun ini bisa ditutup dengan duduk, merenung, dan meminum secangkir teh sambil menikmati matahari terbit (atau tenggelam). Semoga bisa mengenal sisi lain Indonesia dari sruputan beberapa teh ini. Selamat menikmati!

Leave a comment

This site is protected by hCaptcha and the hCaptcha Privacy Policy and Terms of Service apply.

All comments are moderated before being published.

Read more

Menyulap Sisa Tenun Menjadi Masker
Journal

Menyulap Sisa Tenun Menjadi Masker

Kali ini saya mau memperkenalkan produk Noesa yang terbaru, yaitu Masker Tenun Ikat. Banyak yang komentar di sosial media kami “Kak, Noesa buat Masker kak”. Jujur, salah satu pertimbangan Geng Noes...

Read more
Reuse and Recycle Packaging | Noesa

Reuse and Recycle Your Packaging!

Kami mengirimkan pouch gratis untuk kamu. Pouch yang membungkus produk yang kamu beli bisa digunakan kembali untuk menyimpan akesesoris, make up, dll. Namun, kalau kamu mau beli lagi, bisa cek di...

Read more