Nila (Indigofera Tinctoria ), Biru Yang Penuh Misteri

Nila (Indigofera Tinctoria ), Biru Yang Penuh Misteri | NOESA

Desa Watublapi yang terletak 18 KM dari Maumere, merupakan salah satu daerah di Pulau Flores, Nusa Tenggara Timur yang hingga saat ini masih menggunakan bahan pewarna alam pada setiap kain tenun ikat yang mereka hasilkan.

Indigofera tinctoria atau yang biasa disebut daun Nila, merupakan salah satu bahan pewarna yang digunakan oleh penenun di desa Watublapi.

'The noble man says: "Blue comes from the indigo plant, but is more blue than the plant itself..."
- The introduction to an essay by
Xun Zi (about 312 Bc)

Nila (Indigofera Tinctoria ), Biru Yang Penuh Misteri | NOESA

 

Daerah Tanjung, Maumere. Dimana para penenun mengambil daun Indigo yang digunakan untuk pewarnaan. Para penenun harus turun ke kota dengan menyewa angkutan untuk dapat mengambil daun Nila (IndigoferA Tinctoria) yang mereka butuhkan.Daun Nila (Indigofera tinctoria) yang berada di daerah pesisir kualitasnya berbeda dengan yang ada di perbukitan.

 

Nila (Indigofera Tinctoria ), Biru Yang Penuh Misteri | NOESA
PROSES
Dari daun hijau berubah menjadi biru yang menawan. Setidaknya dibutuhkan 2-4 hari untuk menghasilkan warna biru yang baik.
Masyarakat Sikka percaya bahwa ada beberapa peraturan yang harus dilakukan sebelum memanen daun Nila (Indigofera tinctoria). Wanita yang sedang "berhalangan" atau datang bulan, dilarang untuk ikut panen. Begitu juga bagi orang-orang yang baru pulang dari upacara pemakanan. Semua ini bertujuan agar warna biru yang dihasilkan adalah biru dengan kualitas yang sangat baik.
Nila (Indigofera Tinctoria ), Biru Yang Penuh Misteri | NOESA

 

SHOP INDIGO BLUE TENUN IKAT & BATIK

 

Leave a comment

All comments are moderated before being published