Article: Sambinasi Raya Collection – Tenun dan Konservasi Komodo

Sambinasi Raya Collection – Tenun dan Konservasi Komodo
Di Sambinasi Raya, Flores Utara, kain tenun bukan sekadar warisan budaya—ia hadir dalam ritual adat Suku Baar, mulai dari Kaizo (memohon hujan), Rentok (syukuran panen), hingga Tari Tandak untuk menyambut tamu. Hampir setiap perempuan Suku Baar belajar menenun sejak kecil, diwariskan turun-temurun dari ibu kepada anak, bahkan sejak usia sekolah dasar. Tenun pun menjadi sumber penghasilan tambahan penting bagi perempuan usia 8 hingga 50 tahun, dengan waktu kerja yang fleksibel sehingga bisa dilakukan di sela aktivitas rumah tangga maupun sepulang sekolah.

Photo: Dokumentasi ritual adat Larik oleh Komodo Survival Program
Namun, wilayah Sambinasi Raya juga merupakan habitat penting biawak Komodo (Varanus komodoensis) di luar Taman Nasional Komodo. Untuk menjaga keseimbangan antara budaya dan alam, Noesa bersama Komodo Survival Program (KSP) berkolaborasi mendukung peningkatan nilai jual tenun. Dengan menghadirkan alternatif ekonomi melalui produk tenun, perempuan di Sambinasi Raya tidak hanya bisa membantu penghasilan keluarga, tetapi juga ikut mengurangi konflik manusia–komodo yang sering muncul akibat ternak.
Photo: Dokumentasi Tari Tandak oleh Komodo Survival Program
Melalui pemberdayaan perempuan penenun dan pengembangan desain tenun yang relevan dengan tren masa kini, program ini menghadirkan dampak ganda: melestarikan warisan budaya, memperkuat ekonomi perempuan, sekaligus menjaga keberlangsungan habitat Komodo. Lihat koleksi lengkap Sambinasi Raya di sini
Leave a comment
This site is protected by hCaptcha and the hCaptcha Privacy Policy and Terms of Service apply.